Pembentukan Disakarida dan Polisakarida
PEMBENTUKAN DISAKARIDA DAN POLISAKARIDA
Pada
postingan kali ini kita akan membahas sambungan materi dari postingan yang
sebelumnya yakni “Pembentukan Disakarida dan Polisakarida”. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwasannya baik Monosakarida, Disakarida dan
Polisakarida merupakan jenis dari Karbohidrat berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, dimana dalam hal ini seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya Monosakarida terdiri dari 1 unit gula,
Disakarida terdiri dari 2 unit gula sedangkan Polisakarida terdiri atas lebih
dari 10 unit gula. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
Pembentukan Disakarida dan Polisakarida, yaitu sebagai berikut :
1.
DISAKARIDA
Pada dasarnya seperti
yang telah dijelaskan bahwa Disakarida merupakan jenis dari karbohidrat
berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, dalam hal ini disakarida mempunyai 2
unit gula. Pada dasarnya disakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
banyak dikonsumsi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Contoh disakarida yang biasanya
digunakan untuk dikonsumsi adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1
molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul
glukosa & galaktosa. Didalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk
hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan
dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak
terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.
Proses pembentukan dari
Disakarida ini didasarkan pada terbentuknya dua monosakarida yang mengalami Reaksi Dehidrasi (juga dikenal sebagai reaksi kondensasi atau
sintesis dehidrasi). Pada dasarnya
disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua monosakarida yang berikatan
kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan yang
menghubungkan kedua monosakarida itu disebut sebagai Ikatan Glikosida (Glikosidik). Ikatan Glikosida dibentuk jika gugus
hidroksil pada salah satu gula bereaksi
dengan gugus hidroksil pada karbon anomer pada gula yang lain. Dengan kata lain
terbentuk dengan kondensasi gugus hidroksil atom kerbon nomor 1 dari suatu monoskarida dengan gugus hidroksil dari
salah satu nomor karbon (2,4,6) monosakarida lainnya.
Selama proses ini, gugus hidroksil dari satu monosakarida
mengkombinasikan dengan hidrogen dari monosakarida lain, melepaskan molekul air
dan membentuk ikatan kovalen. Sebuah ikatan kovalen terbentuk antara molekul
karbohidrat dan molekul lain (dalam hal ini, antara dua monosakarida) dikenal
sebagai ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik (juga disebut glikosidik) dapat
dari Alpha atau jenis Beta.
Ikatan glikosidik dapat terbentuk antara suatu
gugus hidroksil manapun pada komponen monosakarida. Jadi, meskipun kedua
komponen gula sama
(misalnya, glukosa),
dapat terjadi kombinasi ikatan yang beragam baik secara lokasi (regiochemistry)
dan ruang (stereokimia, seperti alfa- atau beta-)
sehingga dihasilkan disakarida yang merupakan diastereoisomer dengan
sifat-sifat kimia dan fisika yang berbeda. Tergantung dari
komponen monosakarida pembentuknya, disakarida kadangkala
berbentuk kristal, kadangkala larut dalam air, kadangkala berasa manis dan
terasa lengket.
» MACAM-MACAM
DISAKARIDA
Pada dasarnya jenis
Disakarida yang melimpah di alam adalah sebagai berikut, yaitu :
a)
Maltosa
Pada dasarnya Maltosa dihasilkan dari
hidrolisis pati oleh Enzim β-amilase. Maltosa
mengandung dua residu D-Glukosa yang dihubungkan dengan ikatan Glikosida
diantara atom karbon ke-1 (C1) dari Glukosa yang pertamadan atom karbon 4 (C-4)
dari glukosa yang kedua.
Pada
dasarnya konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua
reesidu D-glukosa diatas bentuk α, sehingga ikatan ini dilambangkan sebagai α
(1»4). Kedua residu glukosa pada maltose
berbentuk piranosa (segi enam). Residu
glukosa kedua pada maltose dapat berada dalam bentuk α atau bentuk β.
Bentuk yang paling banyak diumpai adalah bentuk β. Bentuk α dibentuk oleh kerja
enzim air liur (amylase) terhadap pati. Maltose dihidrolisa oleh enzim usus
maltose yang spesifik terhadap ikatan α (1»4).
Maltose adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.
b)
Laktosa
Laktosa terdapat pada susu yang dihidrolisis
menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa. Keduanya berikatan melalui ikatan β
(1»4). Disakarida jenis ini merupakan
gula pereduksi karena memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu
glukosa.
Laktosa mengalami hidrolisis oleh enzim lactase dari sel-sel
mukosa usus. akan
memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa.
Apabila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu.
Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
c)
Sukrosa
Pada
dasarnya sukrosa biasanya disebut sebagai gula tebu, yang mana dalam hal ini gula
tebu merupakan disakarida dari glukosa dan fruktosa. Karbon anomer kedua unit
monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain, sehingga sukrosa
tidak mengandung atom karbon anomer bebas. Jadi sukrosa bukanah gula pereduksi.
Sukrosa apabila dihidrolisis akan
menghasilkan α-D-Glukosa dan β-D-Fruktosa. Sukrosa tersusun oleh
molekul-molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2
α-Glikosidik.
Sukrosa
terbentuk ketika monomer glukosa dan monomer fruktosa bergabung dalam reaksi
dehidrasi untuk membentuk ikatan glikosidik. Dalam proses ini, molekul air yang
hilang. Dengan konvensi, atom karbon dalam monosakarida diberi nomor dari ujung
karbon paling dekat dengan gugus karbonil. Dalam sukrosa, linkage glikosidik
terbentuk antara karbon 1 glukosa dan fruktosa karbon 2.
Sehingga
dapat ditarik keismpulan bahwasanya Disakarida pada umumnya termasuk laktosa,
maltosa, dan sukrosa. Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari monomer
glukosa dan galaktosa. Hal ini ditemukan secara alami dalam susu. Maltosa, atau
gula gandum, adalah disakarida yang dibentuk oleh reaksi dehidrasi antara dua
molekul glukosa. Yang paling umum adalah disakarida sukrosa, atau gula meja,
yang terdiri dari monomer glukosa dan fruktosa.
2. POLISAKARIDA
Selanjutnya yakni
mengenai Polisakarida, pada dasarnya yang dimaksud dengan polisakarida adalah hasil kondensasi dari
> 10 unit monosakarida, contohnya pati dan dekstrin. Polisakarida juga
digolongkan menjadi heksosa dan pentosa, tegantung pada jenis monosakarida yang
dihasilkan ketika hidrolisis.
Polisakarida adalah senyawa karbohidrat kompleks. Bila dihidrolisis,
polisakarida akan menghasilkan banyak unit monosakarida.
Sebuah rantai panjang monosakarida yang dihubungkan oleh Ikatan
glikosidik dikenal sebagai polisakarida (poli-= “banyak”). Rantai dapat
bercabang atau tidak bercabang, dan mungkin mengandung berbagai jenis
monosakarida. Pati, glikogen, selulosa, dan kitin adalah contoh utama dari
polisakarida
Polisakarida terdiri atas dua jenis
yaitu homopolisakarida (mengandung
hanya satu jenis unit monomer) dan heteropolisakarida
(mengandung dua atau lebih jenis unit monosakarida yang berbeda). Polisakarida
biasanya tidak berasa, tidak larut dalam air, dan memiliki berat molekul yang
tinggi. Contoh homopolisakarida
adalah pati yang hanya mengandung unit-unit D-glukosa, sedangkan asam
hialuronat pada jaringan pengikat mengandung residu dari dua jenis unit gula
secara berganti-ganti merupakan contoh
dari heteropolisakarida.
∞ Homopolisakarida
Pada
dasarnya yang dimaksud dengan Homopolisakarida adalah polisakarida yang
mengandung satu jenis unit monosakarida.
Contoh suatu homopolisakarida yaitu pati yang hanya mengandung unit-unit
glukosa.
∞ heteropolisakarida
Pada dasarnya yang dimaksud dengan Heteropolisakarida adalah
polisakarida yang mengandung 2 atau lebih jenis unit monosakarida yang berbeda.
Contoh suatu heteropolisakarida yaitu adam hialuronat yang mengandung dua jenis
unit gula.
» MACAM-MACAM POLISAKARIDA
Pada
dasarnya jenis Polisakarida yang penting
bagi tubuh manusia adalah sebagai berikut, yaitu :
a)
Amilum (Pati)
Pati merupakan
polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan. Pati
merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). Kandungan glukosa pada
pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer
lurus) dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-cabang). Sebagian besar pati
merupakan amilopektin.
b)
Glikogen
Glikogen merupakan polimer glukosa
dengan ikatan α (1-6). Glikogen banyak ditemukan pada urat hati dan urat
daging. Glikogen merupakan plisakarida bercabang dari D-Glukosa dalam ikatan α
(1-4). Ikatan pada percabangan adalah α (1-6). Dibandingkan dengan amilopektin,
pada glikogen lebih banyak terdapat percabangan dan strukturnya lebih
kompak. Polisakarida ini merupakan
cadangan energi pada hewan dan manusia yang disimpan di hati dan otot sebagai
granula. Glikogen serupa dengan amilopektin.
c)
Selulosa
Selulosa tersusun atas rantai glukosa dengan ikatan β (1-4).
Selulosa lazim disebut sebagai serat dan merupakan polisakarida terbanyak. Pada
dasarnya selulosa merupakan Homopolisakarida linear tidak bercabang, terdiri
dari 10.000 atau lebih unit D-Glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β (1-4)
glikosida.
Selulosa merupakan
polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari β-D-glukosa (dimana monosakarida
yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan β (1→4) glikosidik. Panjang
ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit glukosil. Dalam
dinding sel tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi rantai silang
serabut paralel dan bundel-bundel yang merupakan rantai tersendiri.
Beberapa sifat polisakarida berbeda sekali
dengan monosakarida atau disakarida. Sifat-sifatnya antara lain sebagai berikut
:
1. Polisakarida tidak
mempunyai rasa manis
2. Tidak mempunyai
struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya merupakan larutan
koloidal dan tidak dapat bereduksi.
3. Polisakarida tidak
dapat diragikan.
4. Daya kelarutan dan
daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan gula-gula
lainnya
5. Polimer tepung
(amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa, tetapi
sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan. Ini tidak ditentukan oleh
komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh strukturnya.
PERMASALAHAN
1) Jelaskan dengan
singkat mengenai Ikatan Glikosida (Glikosidik) ?
mengapa ikatan tersebut terjadi pada pembentukan disakarida ?
mengapa ikatan tersebut terjadi pada pembentukan disakarida ?
2) Apa syarat suatu
karbohidrat dikatakan sebagai ”gula pereduksi”? jelaskan
3) Bagaimana proses
terjadinya ikatan Glikoisa ?
jelasakn
4) Coba anda jelaskan mengapa polisakarida tidak dapat diragikan ?
4) Coba anda jelaskan mengapa polisakarida tidak dapat diragikan ?
Baiklah, saya desi ratma sari dengan nim A1C116068, saya akan menjawab permasalahan nomor 2. Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
BalasHapusSaya demiati (066 ) akan menjawab permasalahan nomor 1 yang mana ikatan glikosida adalah Ikatan antara unit monosakarida dalam pembentukan disakarida.
BalasHapusKarena disakarida dibentuk dari 2 monosakarida yang saling bergabung
nama saya Dolla Mulyana Harnas dengan nim A1C116080 akan mencoba menjawab nomor 3, Ikatan Glikosida dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan gugus hidroksil pada karbon anomer pada gula yang lain. Dengan kata lain terbentuk dengan kondensasi gugus hidroksil atom kerbon nomor 1 dari suatu monoskarida dengan gugus hidroksil dari salah satu nomor karbon (2,4,6) monosakarida lainnya.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan nomor 4. Polisakarida penyusun biasanya sukar diurai secara biologis dan memerlukan asam kuat untuk memecahkan ikatan molekulnya. Sebaliknya, polisakarida cadangan mudah diurai secara biologis.
BalasHapus