Analisis Pembentukan Struktur Sekunder dan Tersier Pada Protein
ANALISIS PEMBENTUKAN
STRUKTUR SEKUNDER DAN TERSIER PADA PROTEIN
Haiii…… postingan kali ini kita kan
membahas mengenai “Pembentukan struktur
sekunder dan tersier pada protein” nah… karena materi mengenai protein
telah di jelaskan pada postingan minggu lalu, pada postingan ini akan diulas
lebih dalam lagi mengenai pembentukan struktur sekunder dan tersier pada
protein, untuk intermezzo terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang
dimaksud dengan protein, dalam hal ini yang dimaksud dengan protein, pada dasarnya
dalam hal ini perlu diketahui bahwasannya nama protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang artinya “peringkat satu” atau“yang utama”. Sesuai
dengan namanya, protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Protein
terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi biologis
protein sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan,
dan sebagai sumber energi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Protein merupakan senyawa organik
berupa polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Sifat suatu protein bergantung pada asam amino
penyusunnya, yang meliputi sekitar 20 jenis asam amino. Unsur utama penyusun
protein terdiri atas C, H, O, dan N. Beberapa protein juga mengandung unsur S dan P. Nah selanjutnya
pasti pada bingung apa sih asam amino, dalam hal ini Asam
amino merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus karboksil (-COOH) dan
gugus amina (-NH2). Asam amino dapat diperoleh
dari hasil hidrolisis protein. Struktur asam amino mengandung gugus -NH2 yang terikat pada atom C alfa (α), yaitu atom
C yang terikat pada gugus karboksil. Dengan struktur sebagai berikut :
Nah…. Saya kira udah
cukup ini intermezzonya hehe.. kalian bisa lebih paham setelah membaca
postingan saya sebelumnya yang membehas mengenai protein, untuk materi pada
postingan kali ini saya akan membahas mengenai
“ Analisa Struktur Sekunder dan
Tersier pada Protein “. Pada dasarnya ada 4 struktur protein
antara lain struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener yang akan
dijelaskan berikut ini :
Sebelum membahas mengenai pembentukkan
struktur pada protein perlu diketahui bahwasannya setiap protein khususnya polipeptida
merupakan suatu polimer yang terbentuk dari berbagai asam amino melalui ikatan
peptida. Dalam menjalankan fungsi biologisnya, sebuah protein dapat mengalami
perubahan struktur yang reversibel. Struktur alternatif protein yang sama
disebut sebagai konformasi.
Protein merupakan polimer dari asam
amino, disebut juga polipeptida. Antar asam amino terdapat ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil
suatu asam amino dengan gugus amino dari asam amino lain. Ikatan peptida
terbentuk melalui reaksi berikut :
1)
Struktur
Primer
Struktur
primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan oleh
ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan
peptida. Struktur
primer pada protein berupa 1 rantai polipeptida yang merupakan rangkaian asam
amino dengan urutan tertentu. Susunan ini menentukan sifat dasar dari berbagai
protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier. . Struktur primer digambarkan sebagai
rantai yang tidak terlipat yang tersusun atas asam amino. Sebagai contoh
transtiretin yang merupakan berfungsi sebagai protein transport. Transtiretin
merupakan protein yang berfungsi dalam mentranspor vitamin A dan salah satu
hormon tiroid ke seluruh tubuh. Protein transtiretin merupakan protein globular
dalam darah yang tersusun atas 127 asam amino. Susunan asam amino ini tidak
terjadi secara acak, akan tetapi terjadi karena adanya informasi genetik yang
merancangnya (cari Dogma Sentral).
1)
Struktur
Sekunder
Sebagian
besar protein memiliki segmen-segmen dalam rantai polipeptida yang terkumpar
atau terlipat secara berulang dalam pola-pola yang berkontribusibagi bentuk
keseluruhan protein tersebut. Struktur sekunder merupakan nama lain dari
kumparan dan lipatan tersebut. Struktur sekunder terjadi karena adanya ikatan
hidrogen di antara bagian-bagian berulang pada backbone polipeptida (bukan
rantai samping polipeptida). Atom hidrogen memiliki muatan positif lemah yang
karena berikatan dengan nitrogen yang bermuatan negatif yang menimbulkan
afinitas terhadap atom oksigen bermuatan negatif parsial pada ikatan peptida
dekatnya. Ikatan hidrogen memang terbilang lemah, akan tetapi bayangkan
kekuatannya apabila terdapat banyak atom hidrogen yang berikatan disekitar
backbone polipeptida.
Sruktur sekunder ini merupakan perwujudan dari fungsi
protein yang mengakibatkan adanya protein struktural yang berfungsi dalam
menyokong. Contoh dari struktur sekunder adalah protein sutra pada laba-laba yang
terjadi banyak ikatan hidrogen dalam struktur asam aminonya sehingga mampu
mengalahkan kekuatan benang baja dengan massa yang sama.
Pada dasarnya Struktur sekunder pada protein
berupa susunan dari dua/ lebih struktur primer, yang dapat berbentuk heliks (alpha helix) dan
lembaran (beta sheet). Struktur sekunder terjadi karena adanya
gaya dispersi atau ikatan hidrogen. Struktur sekunder ditentukan
oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi
sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena
ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari
gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida. Perhatikan struktur berikut ini
:
Berikut
ini akan dijelaskan mengenai system a-heliks pada Struktur Sekunder protein,
yaitu sebagai berikut :
a) a-heliks
Karakteristik
: Berbentuk spiral reguler yang dibentuk akibat dari ikatan hidrogen antara: Ri
à Ri+4. a-heliks putar kanan lebih umum dibanding putar kiri
(Asam amino L membentuk heliks putar kanan, dan asam amino D membentuk heliks
putar kiri). Satu putaran heliks terdapat 3,6 residu. Dan jarak satu putaran
adalah 5,4 Å. Gugus R pada a-heliks semuanya menghadap keluar
sumbu heliks, sehingga R dapat berinteraksi dengan R dari heliks lain. a-heliks juga merupakan dipol. Residu asam amino yang
memiliki kecenderungan kuat membentuk a-heliks: Met, Ala, Leu, Glu
(tidak bermuatan), Lys (tidak bermuatan) disingkat dalam kode satu huruf
menjadi “MALEK”. Penstabil a-heliks : Interaksi ionik antara residu asam &
basa pada posisi i dan i+4, Interaksi antar residu aromatik pada
posisi i dan i+4, N-terminal bermuatan negatif dan C-terminal
bermuatan positif, karena a-heliks adalah dipol . Pelemah a-heliks : Adanya asam amino dengan konfigurasi D,
tolak menolak antar residu dengan muatan yang sama pada posisi i dan i+4,
adanya residu Pro dan Gly (helix breaker).
a) b-sheet.
Beta-sheet
(ß-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
a)
Turn
1)
Struktur Tersier
Kumpulan dari struktur sekunder yang menyusun
protein disebut sebagai struktur tersier protein. Struktur tersier protein
terjadi karena adanya interaksi hidrofobik. Interaksi hidrofobik ini disebabkan
oleh hadirnya air dalam pembentukan polipeptida fungsional atau protein. Ketika
terbentuk struktur sekunder protein, air yang bersifat polar akan berikatan
dengan bagian hidrofilik protein dengan ikatan hidrogen. Kehadiran air yang
bersifat polar mengakibatkan asam-asam amino atau bagian protein yang bersifat nonpolar
akan mengelompokkan diri dan berdekatan dengan interaksi van der waals.
Keseluruhan dari ikatan hidrogen dan interaksi van de waals akan membentuk
struktur tersier pada protein sehingga membuat protein menjadi unik. Selanjutnya,
bila kita melihat dari rantai polipeptida yang memiliki gugus sulfihidril
seperti pada asam amino sistein, akan terjadi ikatan kovalen yang disebut
jembatan disulfida. Ikatan ini terjadi karena dua monomer sistein dirapatkan
oleh pelipatan protein. Struktur tersier
ditentukan
oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam amino yang memberi bentuk
tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.
Struktur tersier
terbentuk dari pengemasan struktur sekunder, beberapa interakasi yang
menstabilkan struktur tersier adalah :
Struktur
tersier terbentuk karena terjadinya perlipatan (folding) rantai a-helix,
konformasi ß, maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk protein
globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein serabut.
Kemantapan struktur tersier suatu molekul protein, selain disebabkan oleh
ikatan kovalen seperti ikatan peptida dan ikatan disulfida, juga oleh ikatan
tak-kovalen yang menunjangnya, yaitu yang menyebebkan terjadinya perlipatan
terebut. Ikatan tak-kovalen ini terjadi antara gugus rantai samping
polipeptida.
1)
Struktur
Kuarterner
Struktur kuartener terjadi karena agregasi atau penyatuan
dari beberapa rantai polipeptida menjadi satu makromolekul fungsional. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan molekul atau zat tertentu pada 2 atau lebih
rantai polipeptida tersebut saat terjadi pelipatan. Contoh pada hemoglobin,
terdapat struktur nonpolipeptida yaitu satu atom besi. Struktur kuartener adalah
susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang
setiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier membentuk
satu molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.
PERMASLAHAN :
1.
Menurut
pendapat anda tolong jelaskan apa yang menyebabkan terbentuknya stuktur
sekunder pada protein? Jelaskan dengan singkat!
2.
Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri protein serta
jelaskan mekanisme dari pembentukan a-heliks pada struktur
sekunder !?
3.
Jika
dilihat dari strukturnya bagaimanakah kita dapat melihat perbedaan dari kedua
struktur tersebut baik struktur sekunder maupun tersier ? serta sebutkan ikatan
apa yang membentuk struktur tersebut dan peranan ikatannya sekaligus!?
baiklah saya akan menjawab pertanyaan no 1
BalasHapusstruktur sekunder terbentuk itu dikarenakan adanya Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan struktur utama (primer) membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, yaitu:
BalasHapusSebutkan dan jelaskan ciri-ciri protein serta jelaskan mekanisme dari pembentukan a-heliks pada struktur sekunder !?
Ciri-ciri umum Protein adalah sebagai berikut:
Protein adalah zat organik, mereka terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon dan juga hidrogen.
Protein adalah biomolekul yang paling penting, mereka adalah konstituen dasar sitoplasma.
Protein adalah struktur elemen jaringan tubuh.
Protein terdiri dari asam amino.
Protein memberikan panas dan energi untuk tubuh dan juga membantu dalam pertumbuhan dan perbaikan.
Hanya sejumlah kecil protein yang disimpan dalam tubuh karena mereka dapat digunakan dengan cepat pada tubuh.
Protein dianggap sebagai pondasi, mereka membuat tulang, otot, rambut dan bagian lain dari tubuh.
Protein seperti enzim adalah elemen fungsional yang mengambil bagian dalam reaksi metabolisme.
Antibodi, hemoglobin darah juga terbuat dari protein.
Protein memiliki berat molekul 5 – 300 kilo-dalton.
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009).
Baiklah rini , saya akan menjawab permasalahan anda no 3 :
BalasHapusDi blog anda menjelaskan tentang 2 struktur .
Dalam hal ini saya akan menjawab lengkap dengan 4 struktur yang ada .
Primer, Sekunder, Tersier, Kuartener, Kimia - Penyusun utama protein adalah urutan berulang dari satu atom nitrogen dan dua atom karbon. Protein tersusun atas beberapa asam amino melalui ikatan peptida.
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener. Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
Primer berbentuklinier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier.
Sekunder berbentuk struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
Tersier berbentuk Ikatan hidrofobik yang terjadi terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul, sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting peranannya terhadap struktur tersier molekul. Ikatan garam mempunyai kecenderungan bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul. Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.