Mekanisme Reaksi Adisi Elektrofilik pada Senyawa Organik Tak Jenuh
MEKANISME REAKSI
ADISI ELEKTROFILIK PADA SENYAWA ORGANIK TAK JENUH
Secara
umum reaksi senyawa organik adalah reaksi antara nukleofil dan elektrofil.
Penulisan anak panah pada mekanisme reaksi adalah arah panah adalah dari
negatif menuju positif. Reaksi kimia organik dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu macam reaksinya dan bagaimana reaksi dapat terjadi. Terdapat empat
tipe reaksi organik, yaitu reaksi adisi, eliminasi, substitusi, dan penataan
ulang. Pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai Reaksi Adisi Elektrofilik pada Senyawa
Organik Tak Jenuh. Oleh karena itu terlebih dahulu kita harus mengetahui
apa yang dimaksud dengan reaksi adisi. Pada dasarnya Reaksi Adisi merupakan Reaksi Penggabungan
dua atau lebih molekul menjadi sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai
berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya
penggabungan. Biasanya satu molekul yang terlibat mempunyai ikatan rangkap.
Reaksi ini hanya terjadi hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Seperti
halnya reaksi adisi terjadi pada hidrokarbon tak jenuh seperti alkena dan
alkuna ini merupakan reaksi adisi elektrofilik, sedangkan adisi nukleofilik
terjadi paa senyawa keton dan aldehid. Reaksi Adisi terjadi jika senyawa karbon yang mempunyai ikatan
rangkap menerima atom atau gugus atom lain sehungga ikatan rangkap berubah
menjadi ikatan tunggal. Reaksi adisi terjadi dari ikatan tak jenuh (ikatan
rangkap) menjadi ikatan jenuh (ikatan jenuh). Molekul tak jenuh
dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh
pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi
brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif
untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Reaksi adisi
secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Reaktivitas : HI > HBr
> HCl >> HF (asam lebih kuat = elektrofil baik )
Contoh reaksi adisi adalah reaksi antara etena dengan gas klorin
membentuk 1,2-dikloroetana :
Berikut ini akan dijelaskan mengenai Reaksi Adisi
Elektrofilik pada Alkena & Alkuna
Pada
dasarnya reaksi adisi adalah Reaksi Penggabungan dua atau lebih molekul menjadi
sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap
dari salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Dalam hal ini
elektrofilik merupakan suatu istilah dalam kimia untuk reagen yang tertarik
pada electron, umunya elektrofil merupakan suatu zat bermuatan positif yang
mudah mendekati suatu pusat gugus yang kaya electron. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya reaksi adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang pertama menyerang suatu ikatan rangkap
pereaksi elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik ditemukan pada senyawa C yang
mengandung ikatan rangkap antara dua atom C seperti alkena dan alkuna. Seperti contoh dibawah ini yatu adisi hydrogen
halide.
Pada contoh diatas
terdapat mekanisme laju reaksi yang terjadi pada reaksi yang disebut dengan
diagram energy reaksi adisi elektrofilik. Pada dasarnya Diagram
Energi reaksi adisi elektrofilik memiliki dua puncak
transition state yang dibatasi oleh pembentukan intermediet karbokation.
Tingkat energi intermediet lebih tinggi dibandingkan tingkat energi alkena
awal, tetapi keseluruhan reaksi adalah eksergonik (ΔG0 bernilai negatif). Tahap
pertama, protonasi alkena menghasilkan intermediet kation, berjalan relatif
lambat. Akan tetapi sekali terbentuk, karbokation tersebut dengan cepat
bereaksi dengan nukleofil dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi.
Selain adanya diagram energy pada reaksi adisi
elektrofilik ini juga menganut Aturan Markovnikov, dimana dalam hal ini aturan
markovnikov menyatakan bahwa dengan penambahan asam protik HX pada alkena,
menyebabkan hidrogen asam (H) terikat pada atom karbon dengan substituen alkil
yang lebih sediki, dan halida (X terikat pada atom karbon dengan substituen
alkil lebih banyak). Atau, aturan tersebut dapat dinyatakan dengan hidrogen
asam ditambahkan ke atom karbon yang memiliki jumlah atom hidrogen lebih banyak
(kaya atom hidrogen) sedangkan halida (X) ditambahkan ke atom karbon dengan
yang jumlah atom hidrogennya sedikit (miskin atom hidrogen).
Dasar
kimia dari Kaidah Markovnikov adalah pembentukan karbokation yang paling stabil selama proses adisi. Adisi ion hidrogen untuk satu atom karbon pada alkena menghasilkan muatan positif pada atom karbon lainnya, sehingga terbentuk
karbokation intermediet.
Atom
H dari HX akan terikat pada atom C yang berikatan rangkap yang mengikat H lebih
banyak atau atom H dari HX akan terikat pada atom C yang berikatan rangkap yang
mengikat gugus alkil yang lebih sederhana. Atom X akan cenderung terikat pada
atom karbon yang mengikat gugus alkil yang lebih panjang (kecuali bila ada
pengaruh gugus lain yang berpengaruh terhadap muatan atom C pada ikatan
rangkap). Inti dari atiran markovnikov ini adalah bahawasannya Pada reaksi adisi HX pada alkena, hidrogen menyerang karbon yang kurang
tersubstitusi, sedangkan X menyerang karbon yang lebih tersubstitusi. Seperti
halnya contoh berikut ini yang reaksi adisi elektrofiliknya menggunakan aturan
markovnikov, yaitu sebagai berikut :
Untuk lebih memahami mengenai reaksi adisi
elektrofilik berikut akan diberikan Contoh reaksi adisi elektrofilik adalah
reaksi antara etena dengan asam klorida menghasilkan etil-klorida.
Pada mekanisme adisi elektrofil, electron phi lah
yang memulai serangan terhadap elektrofil membentuk karbokation yang stabil.
Selanjutnya Nukleofil menyerang karbokation untuk membentuk produk. Karena
serangan awal dilakukan oleh electron phi terhadap sebuah elektrofil, maka
adisi HX pada alkena disebut reaksi adisi elektrofil (menyukai electron).
Beberapa
jenis adisi elektrofil sbb :
1. Hydroxylation
2. Oxidate cleavage
3. Epoxidaion
4. Cylopropanation
5. Halohydrin formation
Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwasannya Dasar untuk memahami reaksi
adisi alektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah: alkena dapat bertindak
sebagai nukleofil dalam reaksi polar. Ikatan rangkap karbon-karbon kaya akan
elektron dan dapat disumbangkan kepada spesies elektrofilik. Oleh karenanya
dapat disimpulkan bahwa Materi penting
dalam memahami reaksi adisi elektrofilik, yaitu sebagai berikut :
a.
Adisi
elektrofilik pada alkena asimetris akan menghasilkan karbokation yang lebih
tersubstitusi yang kemudian dengan cepat bereaksi dengan nukleofil menghasilkan
produk akhir.
b.
Urutan stabilitas karbokation adalah:
karbokation tersier > sekunder > primer > metil.
PEMASALAHAN :
1. Jelaskan menurut pendapat anda, apakah
pengaruhnya pada mekanisme reaksi adisi elektrofil jika kita menggunkaan asam
yang kuat atau elektrofil kuat ? dan apa dampaknya jika kita menggunakan asam
lemah atau elektrofil lemah pada mekanisme reaksinya ?
2. Pada dasarnya reaksi adisi dapat merubah
rangkap 2 menjadi ikatan 1, yang saya ingin tanyakan adalah, apakah ikatan
rangkap 1 yang dihasilkan oleh reaksi adisi dapa membentuk reaksi subsitusi ?
jika dapat terbentuk bagaimanakah hasil akhirnya dan jika tidak bagaimana hasil
yang akan didapatkan ?
3. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana
karbokation dapat mempengaruhi kecepatan reaksi dan menjadi penentu struktur
produk akhir?
4. Mengapa karbokation yang lebih
tersubstitusi lebih stabil?
Saya akan menjawab permasalahan no 3, bagaimana karbokation dapat mempengaruhi kecepatan reaksi dan menjadi penentu struktur produk akhir? Menurut literatur yang saya baca Kedua nilai tersebut tidak berhubungan secara langsung. Umumnya, karbokation yang lebih stabil akan menghasilkan produk akhir dengan lebih cepat dibandingkan karbokation yang kurang stabil. Penjelasan tentang hubungan antara stabilitas karbokation dengan kecepatan reaksi pertama kali dijelaskan oleh Hammond pada tahun 1955. Lebih lanjut, penjelasan tersebut dikenal dengan insitah Postulat Hammond. Postulat ini menjelaskan hubungan antara stabilitas karbokation dengan kecepatan reaksi dengan cara melihat tingkat energi dan struktur transition state.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan no 4.
BalasHapusKenapa karbokation yang tersubstitusi lebih stabil? Penjelasan karena adanya efek induksi dari substituen dan hiperkonjugasi. Efek induksi mengakibatkan pergeseran elektron dalam ikatan sigma yang diakibatkan perbedaan elektronegativitas atom tetangga. Gugus alkil merupakan gugus pemberi elektron, sehingga dapat menyetabilkan muatan positif pada karbokation, sedangkan atom hidrogen tidak dapat menyumbangkan elektron. Dengan demikian, semakin banyak gugus alkil yang terikat pada karbokation maka karbokation tersebut menjadi semakin stabil.
Saya akan menjawab pertnyaan no 1.
BalasHapusMenurut saya dari literatur disebutkan, bahwasannya Dasar untuk memahami reaksi adisi alektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah: alkena dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar. Ikatan rangkap karbon-karbon kaya akan elektron dan dapat disumbangkan kepada spesies elektrofilik. Jdi menggunakan asam kuat itu akan tepat untuk reaksi adisi. Sedngkan dengan asam lemah kondisi ikatan lbih.lemah dan mudah terurai sehingga reaksi berjalan lebih cepat
baiklah saudari rini anggi , saya akan menjawab permasalahan anda yang kedua yaitu apakah produk dari reaksi adisi alkena dapat disubstitusi ? jadi menurut saya bisa , reaksi substitusi merupakan reaksi yang terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh) sehingga hal tersebut bisa dilakukan . Sebagai contoh pada materi anda gambar 4.25 reaksi adisi 2-metil propena direaksikan dengan HCL menghasilkan 2-kloro-2 metil-propana . apabila kita mereaksikan produk yang didapat yaitu 2-kloro-2 metil-propana dengan suatu nukleofil netral misalnya air ( H2O ) maka akan terjadi reaksi SN1 dimana akan menghasilkan produk alkohol tersier , jadi kesimpulannya hasil adisi tetap dapat disubstitusi menurut materi yang saya pelajari , terimakasih dan semoga dapat membantu anda .
BalasHapus