Beberapa Monosakarida dan Penentuan Stereokimia
BEBERAPA MONOSAKARIDA DAN PENENTUAN STEREOKIMIA
Baiklah
pada postingan sebelumnya telah dibahas mengenai pembentukan dan reaktifitas
senyawa organometalik, nah selanjutnya pada postingan kali ini saya akan
membahas mengenai “Macam-Macam Monosakarida
dan Penentuan Stereokimia”. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai macam-macam
monosakarida dan penentuan stereokimia, terlebih dahulu kita harus mengetahui
apa yang dimaksud dengan karbohidrat, mengapa karbohidrat ? hal ini dikarenakan
Monosakarida merupakan bagian dari karbohidrat, oleh karenanya kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan karbohidrat, pada dasarnya Karbohidrat
adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat
paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa)
atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan uraian
diatas dapat diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun
rumus umum dari karbohidrat Cn(H2O)n atau
CnH2nOn dengan struktur molekul sebagai
berikut :
Karbohidrat dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah
unit gula, ukuran dari rantai karbon, lokasi gugus karbonil (-C=O), serta
stereokimia, yaitu sebagai berikut :
1.
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai
Pembentukan rantai
karbohidrat menggunakan ikatan glikosida, karbohidrat digolongkan menjadi 4
golongan utama yaitu:
1. Monosakarida
(terdiri atas 1 unit gula)
2. Disakarida (terdiri
atas 2 unit gula)
3. Oligosakarida
(terdiri atas 3-10 unit gula)
4. Polisakarida
(terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Dari penjabaran diatas
maka dapat diketahui bahwasannya Monosakarida merupakan jenis karbohidrat
berdasarkan pada jumlah unit gula dalam rantainya. Pada dasarnya yang dimaksud
dengan monosakarida adalah suatu senyawa yang terdiri dari 3-6 atom C dan zat
ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. berikut macam-macam monosakarida : dengan
ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda : triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5),
heksosa (C6), heptosa (C7).
Berdasarkan gugus karbonilnya, monosakarida dapat
berupaaldosa (mengandung aldehid)
danketosa (mengandung gugus keton).
Berdasarkan jumlah atom C, monosakarida terdiri
dari Biosa (2 atom C), Triosa (3
atom C), Pentosa (5 atom C), dan Heksosa (6 atom C).
Stereokimia Monosakarida
Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi
menjadi beberapa golongan. Pada dasarnya Stereokimia adalah studi mengenai
susunan spasial dari molekul. Salah satu bagian dari stereokimia adalah
stereoisomer. Stereoisomer mengandung pengertian :
1.
memiliki
kesamaan order dan jenis ikatan
2.
memiliki perbedaan susunan spasial
3.
memiliki
perbedaan properti (sifat)
Dalam hal ini ada yang
disebut sebagai Enantiomer merupakan
pasangan dari stereoisomer. Dalam hal ini terdapat aturan yaitu :
1. Diberi awalan D dan
L
2. Keduanya merupakan gambar cermin yang tak
mungkin saling tumpang tindih
Namun
dalam hal ini para kimiawan sering menggambarkan struktur monosakarida siklik
menggunakan proyeksi Haworth bukan proyeksi Fischer. Apa yang dimaksud dengan
proyeksi hawort dan proyeksi fischer ? pada dasarnya terdapat perbedaan jelas
antara proyeksi Haworth dan proyeksi Fischer, yaitu Proyeksi Haworth tidak
menggambarkan yang sesungguhnya karena cincin piranosa yang sesungguhnya
membentuk kursi seperti sikloheksana tidak datar. Meski demikian proyeksi ini
digunakan secara luas.
Proyeksi Haworth dan Proyeksi Fischer
Dalam ini seperti yang
tampak pada gambar dengan jelas bahwasannya :
Proyeksi Fischer ~>
Proyeksi Haworth :
Gugus
Hidroksil yang ada dikanan pada proyeksi Fischer digambarkan dibawah pada
proyeksi Haworth dan sebaliknya. Untuk gula D gugus -CH2OH ujung
selalu digambarkan diatas, gula L sebaliknya.
Contohnya
yaitu sebagai berikut :
Gambar-gambar berikut
memberikan penjelasan mengenai perbedaan
susunan spasial dalam enatiomer.
Contoh dari
monosakarida
Seperti yang terlihat
pada gambar diatas merupakan monosakarida yang penting didalam tubuh manusia
yang memiliki fungsinya masing-masing, yakni akan di jelaskan dibwah ini :
1.
D-Glukosa (karbohidrat terpenting dalam diet)
Dalam
hal ini D-glukosa penting bagi tubuh hal
ini dikarenakan karbohidrat yang satu ini dapat digunakan sebagai obat diet,
mengapa demikian ? hal ini dikarenakan Glukosa merupakan aldoheksosa, sebut
sebagai dekstrosa, gula anggur ataupun gula darah. Glukosa melimpah di alam.
2. D-Fruktosa (termanis dari semua gula)
Dalam hal ini fruktosa memiliki tingkat kemanisan
yang paling tinggi dibandingkan gula lainnya dimana fruktosa memiliki tingkat
kemanisan sebesar 174 dalam hal ini fruktosa tergolong gula yang berbeda dengan
lainnya hal ini dikarenakan fruktosa merupakan gula ketoheksosa.
Pembentukan
cincin furanosa pada D-fruktosa akibat reaksi antara keton dan alkohol membentuk
senyawa turunan yang disebut hemiketal.
Pada bentuk cincin furanosa dari fruktosa
gugus hidroksilnya terikat dengan atom C-2, sehingga terdapat pula bentuk alfa dan
beta ,
yakni sebagai berikut :
Berikut
ini perbedaan dari Glukosa dan Fruktosa akan digambarkan pada gambar dibawah
ini, yakni :
3. D-Galaktosa (bagian dari susu)
Dalam
hal ini galaktosa merupakan bagian dari susu yang mana gula ini tidak ditemukan
tersendiri pada sistem biologis, namun merupakan bagian dari disakarida
laktosa.
Berikut
ini merupakan perbedaan diantara ketiganya dalam struktruk molekulnya dan
struktur kursinya, yakni sebagai berikut :
PERMASALAHAN :
1.
Jelaskan dengan
singkat mengapa monosakarida disebut sebagai gula pereduksi? Dan paparkan perbedaan antara gula pereduksi dan gula non pereduksi ? serta berikan
contohnya ?
2.
Selain karena
memiliki tingkat kemanisan yang sangat tinggi dari yang lainnya, jelaskan
mengapa fruktosa dapat digolongkan menjadi gula yang termanis ? apa yang
menjadi penyebabnya ? jelaskan dengan singkat.
3. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan atom C kiral yang terdapat
pada glukosa dan galaktosa ? jelaskan dengan singkat.
saya akan menjawab pertanyaan nomor 1
BalasHapusGula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugusaldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung
Gula non pereuksi gula yg tidak mengandung gugus aldehida
Contoh : fruktosa
Saya akan membantu menjawab permasalahan no 3
BalasHapusAtom C kiral adalah atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda. Berdasarkan struktur glukosa, atom C kiral ditandai dengan (*).
Dalam glukosa dan galaktosa ada empat atom C kiral yaitu C nomor 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan pada fruktosa hanya ada 3 atom C kiral, yaitu atom C nomor 3, 4, dan 5.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2 yaitu Selain karena memiliki tingkat kemanisan yang sangat tinggi dari yang lainnya, jelaskan mengapa fruktosa dapat digolongkan menjadi gula yang termanis ? apa yang menjadi penyebabnya ? jelaskan dengan singkat.
BalasHapusFruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama glukosa.
Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut sukrosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.
Derajat kemanisan dari suatu sakarida sangat ditentukan oleh kadar gula dalam setiap sakarida tersebut. Kadar kemanisan fruktosa dan glukosa terhadap sukrosa akan menurun apabila suhu dinaikan. Ini menunjukkan bahwa kadar kemanisan sakarida bergantung pada suhu.