Pembentukan dan Reaktifitas Senyawa OrganoMetalik (OrganoLogam)
PEMBENTUKAN DAN
REAKTIFITAS SENYAWA ORGANOMETALIK
Pada
dasarnya cabang
ilmu kimia yang mempelajari tentang ikatan antara senyawa organik (mengandung
atom karbon) dan anorganik (logam) yaitu organometalik. Organometalik sangat
erat kaitannya dengan logam-logam yang terikat dengan Karbon. Tetapi perlu diketahui
bahwa senyawa organometalik sangat kompleks susunannya.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pembentukan
dan reaktifitas dari Senyawa Organometalik, terlebih dahulu kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan Senyawa Organometalik itu sendiri ? pada
dasarnya yang dimaksud dengan Senyawa Organometalik merupakan suatu senyawa
yang memiliki ikatan antara logam dengan karbon. Logam yang terikat dengan
karbon ini dapat berupa logam transisi, logam golongan alkali serta logam-logam
lainnya.
Sifat senyawa organometalik yang umum ialah atom karbon yang
lebih elektronegatif daripada kebanyakan logamnya. Senyawa komplek logam
(biasanya logam-logam transisi) merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih
ikatan logam-karbon. Senyawa organometalik terdiri dari atom pusat dan ligan.
Beberapa senyawa organometalik ada
yang tidak berikatan lansung dengan atom karbon seperti pada kompleks phospine,
logam hidrida, organosilikon, organoboron dan lainnya. Ada beberapa logam yang
berikatan langsung dengan unsur karbonnya namun bukan termasuk senyawa
organometalik, yaitu logam karbida dan logam sianida. Fungsi utama senyawa
organomatalik adalah sebagai katalis pada reaksi kimia. Dalam hal ini perlu
diketahui bahwasannya reaksi pada senyawa organometalik ini bisa dibilang
sangat kompleks hal ini dikarenakan pada reaksinya melibatkan
reaksi-reaksi ligan organik dan bagaimana ligan tersebut berikatan dengan atom
logam.
Aplikasi senyawa
organometalik yang mungkin paling menonjol adalah sebagai katalis. Sebagai
contoh apabila kita memiliki senyawa organik A dan B, dimana kita berkeinginan
untuk menggabungkan rantai karbon milik A dan B. Agar kedua senyawa tersebut
dapat bergabung maka dibutuhkanlah suatu katalis organologam
dimana dia akan melakukan berbagai macam reaksi sampai senyawa A dan B bisa
bergabung dan katalis itu sendiri akan melepaskan diri. Terdapat banyak cara
yang menghasilkan ikatan-ikatan logam dengan Karbon yang berguna kedua logam
non transisi dan transisi. Adapun reaksi terbagi menjadi reaksi logam secara
langsung, penggunaan zat pengalkilasi, interaksi hidrida logam
atau nonlogam dengan alkena atau alkuna, reaksi oksidatif adisi, dan reaksi insersi.
Berikut ini akan dijelskan lebih lanjut mengenai reaksi-reaksi yang terjadi
pada senyawa Organometalik, yaitu sebagai berikut :
a. Konsep dasar Organometalik dan Reaksi-reaksi
Pembentukan Organometalik
Pada
dasarnya Organometalik prinsipnya yaitu atom-atom Karbon dari gugus organik terikat
kepada atom logam. Konsep ini yang mendasari Organometalik, sehingga banyak
cara untuk menghasilkan ikatan-ikatan logam pada Karbon yang berguna bagi kedua
logam transisi dan non-transisi. Reaksi-reaksi pembentukan organometalik, yaitu
sebagai berikut :
1.
Reaksi
Logam Langusng
Pada dasarnya Reaksi Logam Langsung merupakan
suatu sintesis yang paling awal oleh ahli kimia Inggris,
Frankland dalam tahun 1845 adalah interaksi antara Zn dan suatu
alkil Halida. Adapun yang lebih berguna adalah penemuan ahli kimia Perancis,
Grignard yang dikenal sebagai pereaksi Grignard. Contohnya interaksi Magnesium
dan alkil atau aril Halida dalam eter, yaitu sebagai beikut :
Mg
+ CH3I → CH3MgI
Selain Mg Reaksi Logam Langsung para pembentukan
Organologam juga terjadi pada alkil atau
aril Halida juga terjadi dengan Li, Na, K, Ca, Zn dan Cd. Beirkut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai Pereaksi
Grignard pada Senyawa Organometalik, yaitu sebagai berikut :
Reagensia (pereaksi) Grignard adalah produk
reaksi radikal bebas antara logam magnesium dan suatu senyawa organohalogen
dalam suatu pelarut eter. Yang termasuk Reagensia Grignard adalah
organomagnesium halida (RMgX). Seperti yang telah dijelaskan diatas contoh dari
reaksi Grignard, berikut ini yaitu bentuk umum dari reaksi Grignard, yaitu
sebagai berikut :
Reaksi bersifat umum dan tidak terlalu
bergantung pada sifat gugus R. alkil halida primer, sekunder, dan tersier,
serta alilik dan benzilik semuanya membentuk reagensia Grignard. Alkil fluorida
tidak bereaksi dengan magnesium dalam eter. Alkil klorida cenderung bereaksi
dengan lambat, dan aril halida tidak bereaksi. Alkil bromida dan alkil iodida
keduanya dengan cepat bereaksi dengan magnesium, tapi bro omida
lebih sering digunakan karena lebih murah dan mudah diperoleh.
2.
Penggunaan Zat Pengalkilasi
Pada
dasarnya senyawa ini dimanfaatkan untuk membuat senyawa organometalik lainnya.
Kebanyakan Halida nonlogam dan logam atau turunan Halida dapat dialkilasi dalam
eter atau pelarut hidrokarbon, misalnya perhatikan contoh dibawah ini :
PCl3 + 3C6H5MgCl →
P(C6H5)3 + 3MgCl2
VOCl3 + 3(CH3)3SiCH2MgCl
→ VO(CH2SiMe3)3 + 3MgCl2
3.
Interaksi Hidrida Logam atau Nonlogam dengan
Alkena atau Alkuna
Reaksi
dari interaksi hidrida logam atau nonlogam dengan alkena atau alkuna ini dapat
dicontohkan sebagai berikut :
1/2B2H6
+ 3 C= C → B - (C = C)3
4.
Reaksi
Oksidatif Adisi
Pada reaksi olsidatif adisi yang dikenal
sebagai reaksi Oksa.Reaksi ini terjadi dimana Alkil atau Aril Halida
ditambahkan pada senyawa logam transisi Koordinasi tidak jenuh menghasilkan
ikatan logam Karbon. Contohnya :
RhCl(PPh3)3 + CH3I
→ RhClI(CH3)(PPh3)2 + PPh3
5.
Reaksi
Insersi
Pada
dasarnya reaksi Inerisasi ini yaitu reaksi penyisipan. Dimana pada reaksi ini
akan menghasilkan ikatan-ikatan dengan
Karbon, sebagai contoh:
SbCl5 +
2HC CH → Cl3Sb(CH = CHCl)2
Atom pusat dari suatu senyawa kompleks yang digunakan antara
lain logam-logam transisi deret pertama seperti: Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn
(HIjazi et al, 2008). Ligan dari suatu senyawa komplek dapat
mempengaruhi bentuk geometri dari senyawa organometalik itu sendiri sehingga
dapat dimanfaatkan dalam berbagai reaksi kimia. Tabel dibawah ini akan menjelaskan
tentang perbedaan jenis ligan yang terikat pada atom pusat, dimana memberikan
bentuk geometri yang berbeda dan perbedaan reaksi yang mampu dikatalisisnya.
Senyawa komplek organometalik dengan perbedaan ligan, geometri, dan reaksi
yang dapat dikatalisisnya (Blaser et al, 2000).
Metal oxidation
state
|
Example
|
Geometry
|
Preferred reaction
|
Ni0
|
Ni(CO4)
|
Tetrahedral
|
Ligan dissociation
|
Pd0
|
Pd(PR3)2
|
Linear
|
Oxidative addition
|
NiII Pd II
|
ArPd(PR3)2X
|
Square planar
|
Reductive
elimination
|
RhI Ir I
|
Rh(PR3)3X2
|
Square planar
|
Oxidative addition
|
Ru II
|
Ru(PR3)3X2
|
Trigonal pyramid l
|
Ligan dissociation
Oxidative addition
|
Ru II Rh III
|
Rh(Pr3)3XH2
|
Octahedral
|
Reductive
elimination
|
Ir III
|
b.
Tata Nama Senyawa Organomrtalik
1.
Di beri nama sebagai alkil logam (satu kata)
Contoh: CH3
– CH2 – CH2 – Li (n-propalium)
(CH3CH2)4Pb (tetratimbal)
2.
Jika logam terdapat pada anion organik atau
suatu karbon, maka diberi nama sebagai turunan anorganiknya
Contoh: CH3 – MgBr
(metilmagnesium bromida)
Ph – HgBr
(fenilmerkuri klorida)
3.
Senyawa silikon dan beberapa metaloid lain di
beri nama sebagai turunan (derivat) hidridanya dengan satu suku kata.
Contoh: SiH4
(silana)
(CH3)2SiH2 (dimetilsilana)
c. Jenis Ikatan
pada Senyawa Organometalik
Pada
dasarnya ada 2 jenis ikatan yang terjadi pada Senyawa Organometalik, yaitu
ikatan Ionik dan ikatan Kovalen, yaitu akan dijelaskan sebagai berikut :
a.
Ikatan
Ionik
Ikatan
Ionik merupakan ikatan yang terbentuk dari unsur yang sangat elektropositif. yaitu unsur pada golongan
I, II, dan III. Organometalik dengan yang berikatan secara ionik bersifat tak
larut dalam pelarut hidrokarbon dan mudah teroksidasi. Kestabilan dan
kereaktifan senyawaan ionik ditentukan dalam satu bagian oleh kestabilan ion
karbon. Garam logam ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh
delokalisasi elektron lebih stabil walaupun masih relatif reaktif.
b.
Ikatan
Kovelen
Ikatan kovalen organometalik
yang mudah menguap terbentuk dari logam Zn, Cd, Hg, dan logam non-transisi
gologan III (kecuali aluminium), IV, dan V. Ikatan kovalen ini terbentuk dengan
cara memberikan satu elektron tunggalnya, baik dari logam maupun unsur
organiknya, untuk dipakai secara bersama. Sifat dari senyawa organometalik
dengan ikatan kovalen ini mudah menguap, larut dalam pelarut organik, dan tidak
larut dalam air.
d. Reaktifitas
Reagensia Grignard
Dalam
kebanyakan senyawa organik. Karbon tidak mengemban muatan parsial apapun atau
mengemban muatan positif parsial. Dalam suasana reagensia Grignard karbon
terikat pada suatu unsur elektropositif, dan karena itu mengemban suatu parsial negatif.
Karbon
dengan muatan parsial negatif (karena Mg elektropositif), karbon ini mempunyai
karakter seperti karbanion.
e. Reaksi yang
Melibatkan Reagensia Grignard
Reaksi
terpenting Reagensia Grignard ialah
reaksi dengan senyawa karbonil. Dalam suatu karbonil (C =O) elektron dalam
ikatan karbon-oksigen ditarik kearah oksigen yang elektronegatif. Karbon gugus
karbonil, yang mempunyai muatan positif parsial, diserang oleh karbon reagensia
Grignard yang nukleofilik itu. Reaksi yang melibatkan reagensia Grignard akan
dijelaskan dbawah sebagai berikut :
a.
Reaksi
RMgX dengan Keton
Bila
garam tersebut diolah dengan air atau asam dalam air akan menghasilkan alkohol
tersier.
d.
Reaksi RMgX dengan Karbon Dioksida
f.
Jenis-jenis
Senyawa Organometalik
Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis
dari Senyawa Oranometalik, yaitu sebagai berikut :
a.
Senyawa Organotimah
Senyawa organotimah
adalah senyawa organometalik yang disusun oleh satu atau lebih ikatan antara
atom timah dengan atom karbon (Sn-C). Senyawaan organotimah cenderung memiliki
karakter satu atau lebih ikatan kovalen antara timah dan karbon. Metode
Grignard, metode ini merupakan metode pertama yang dilakukan di USA dan Eropa
Barat dalam memproduksi senyawaan organotimah. Metode ini memerlukan kondisi
reaksi yang inert, jauh dari nyala api secara langsung, dan bersifat in situ.
1.
Metode Wurst, persamaan reaksinya
dituliskan sebagai berikut :
2.
Metode dengan menggunakan reagen
alkil aluminium, metode ini mulai dikenal pada awal tahun 1960-an. Adapun
persamaan reaksinya dituliskan sebagai berikut:
b.
Logam Transisi
1.
Alkil dan Aril Litium (Organolitium
Senyawa Organolitium
adalah senyawa Logam Alkali yang mempunyai sifat kelarutan dalam Hidrokarbon
atau cairan nonpolar dan penguapan yang tinggi serta mempunyai sifat khas zat
Kovalen. . Penggabungan Molekular adalah suatu keistimewaan yang penting dari
alkil baik dalam kristal maupun larutan. Jadi dalam Metil lithium atom-atom Li
terletak pada sudut-sudut sebuah tetrahedron dengan gugus alkil berpusat pada
bidang dihadapannya. Gugus CH3 secara simetris terikat pada tiga atom Li, dan
ikatan jembatan alkil ini adalah dari jenis tuna elektron berpusat banyak.
2.
Senyawa Organo-Natrium dan Kalium
Semua senyawa ini
benar-benar ionik dan tidak larut sampai batas apa pun dalam hidrokarbon karena
sangat reaktif, peka terhadap udara, dan terhidrolisis kuat dalam air. Yang
terpenting adalah senyawa natrium dari hidrokarbon asam seperti
siklopentadiena, idena, asitilena, dan sejenisnya. Ini diperoleh dari interaksi
dengan logam natrium atau natrium yang dihamburkan dalam tetrahidrofuran atau
dimetilformamida.
3.
Magnesium
Pada dasarnya senyawa
organik dari Ca,Sr, dan Ba sangat ionik dan relatif tidak berguna, namun
senyawa magnesium mungkin adalah yang dipakai paling lias sebagai senyawa
organik yang digunakan sangat luas dalam kimia organik dan dalam sintesis
senyawa alkil dan aril dari unsur-unsur lain. Senyawa ini adalah jenis RMgX
(pereaksi Grignard) dan MgR2. Yang pertama dibuat dengan interaksi langsung
logam dengan suatu halida organik RX dalam suatu pelarut yang cocok, biasanya
suatu eter seperti dietil eter atau tetrahidrofuran. Reaksinya biasanya paling
cepat dalam iodida, RI, dan iod dapat digunakan sebagai suatu pengionisasi.
Pereaksi RMgX digunakan in situ. Spesies MgR2 paling baik dibuat dengan reaksi
kering.
PERMASALAHAN :
1.
Pada dasarnya ada beberapa senyawa organologam yang tidak
berikatan langsung dengan atom karbon seperti pada kompleks Phospine, logam
hidrida, organosilikon, organoboron dan sebagainya. Permasalahnnya adalah
mengapa hal demikian dapat terjadi ? dan juga jelaskan faktor apa yang
mempengaruhinya ?
2.
Tolong jelaskan keterkaitan pereaksi Grignard dengan senyawa
organometalik ?
3.
Pada dasarnya senyawa organologam merupakan senyawa dimana minimal
terdapat satu atom kerbon dari gugus organic yang berikatan langsung dengan
logam pusat. Senyawa yang termasuk dalam organologam adalah senyawa yang
memiliki ikatan karbon dengan fosfor , arsen dll. Namun senyawa yang mengandung
ikatan antara atom logam dengan oksigen, belereng ,nitrogen maupun dengan
halogen tidak termasuk senyawa orgnologam(organometalik). Permasalahannya adalah
mengapa senyawa yang mengandung ikatan antara atom logam dengan oksigen,
belerang, nitrogen maupun halogen tidak termasuk senyawa organometalik, seperti
contoh (C3H7O4) ? jelaskan alasannya ?
Saya akan mencoba menjawab permasalahan No.3 yaitu :
BalasHapusKarena gugus organiknya terikat pada Ti melalui atom oksigen. Sedangkan (C6H5) Ti (OC3H7)3 adalah senyawa organologam karena terdapat satu ikatan langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam Ti.
Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam, senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara kimia organik dan anorganik.
Saya akan mencoba membahas permasalahn yang anda paparkan nomor 2 Senyawa Organometalik (Organologam) merupakan senyawa yang mengandung ikatan karbon dengan logam (logam yang langsung terikat pada atom C yang membuat atom C bermuatan negatif / karbanion). Atom logam (seperti Hg, Zn, Pb, Mg dan Li) atau ke metaloid-metaloid tertentu (seperti Si, As dan Se).
BalasHapusSenyawa organometalik dapat dicontohkan pada reaksi reagen Grignard.
Reaksi Grignard adalah reaksi kimia organologam di mana alkil - atau Aril-magnesium halides (reagen Grignard) menambah gugus karbonil Aldehida atau keton. Reaksi ini adalah alat penting untuk pembentukan ikatan antar karbon. Reaksi Halida organik dengan magnesium bukan reaksi Grignard, tetapi menyediakan peraksi Grignard. Pereaksi Grignard memiliki rumus umum RMgX dimana X adalah sebuah halogen, dan R adalah sebuah gugus alkil atau aril (berdasarkan pada sebuah cincin benzen). Pereaksi Grignard sederhana bisa berupa CH3CH2MgBr.
baikalah saya akan menjawab permasalahan no 1:
BalasHapusSenyawa organologam adalah senyawa di mana atom-atom karbon dari gugus organik terikat kepada atom logam. Contoh, suatu aloksida seperti (C3H7O)4Ti tidaklah dianggap sebagai suatu senyawa organologam karena gugus organiknya terikat pada Ti melalui oksigen, sedangkan C6H5Ti(OC3H7)3 karena terdapat satu ikatan langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam Ti.HH Istilah organologam biasanya didefenisikan agak longgar, dan senyawaan dari unsur-unsur seperti Boron, fosfor, dan silikon semuanya mirip logam. Tetapi untuk senyawa yang mengandung ikatan antara atom logam dengan oksigen, belerang, nitrogen, ataupun dengan suatu halogen tidak termasuk sebagai senyawa organologam. Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam, senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara kimia organik dan anorganik.