Analisis Kondisi dan Produk Reaksi-Reaksi Senyawa Organometalik


ANALISIS KONDISI DAN PRODUK REAKSI-REAKSI SENYAWA ORGANOMETALIK

Yapsss!!!! Ketemu lagi bersama saya dengan blog yang sama dan tentunya materinya setiap minggu akan berbeda, nah pada postingan kali ini kita akan membahas lebih dalam lagi nih mengenai reaksi-reaksi organometalik yang telah dibahas sebelumnya pada postingan beberapa minggu lalu, terlebih dahulu, eaaa jangan serius amat ngebacanya nanti pusing sendiri seperti yang saya alami sebelum membuat blog ini (curhat), nah oke masuk ke suasan serius nih, dalam hal ini terlebih dahulu perlu diketahui nih guys apa yang dimaksud dengan organometalik, wah pasti udah gak asing lagi bukan, pada dasarnya yang dimaksud dengan organometalik adalah ikatan antara senyawa organik (mengandung atom karbon) dan anorganik (logam). Organometalik sangat erat kaitannya dengan logam-logam yang terikat dengan Karbon. Tetapi perlu diketahui bahwa senyawa organometalik sangat kompleks susunannya.
Dalam hal ini pada dasarnya reaksi Grignard merupakan reaksi kimia organologam yang menggunakan pereaksi Grignard dengan rumus umum (RMgX), dimana R merupakan suatu alkil alifatik sederhana, X merupakan unsur halogen yang bermuatan negative (F,Cl, Br, I) dan Mg sendiri merupakan logam alkali tanah (gol. IIA) yang bermuatan positif.
Reaksi dan pereaksi Grignard ditemukann oleh dan diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu kimiawan prancis Francois Auguste Victor Grignard, sekedar intermozo aja nih, bahwasannya kimiawan prancis ini dianugerahi mobel kimia tahun 1912 ini berkerja Grignard reagen mirip dengan menghasilkan reagen karena keduanya nukleofil kuat yang dapat membentuk ikatan antar karbon yang baru.

Perekasi Grignard dibuat dengan menambahkan halogenalkana kedalam sedikit magnesiu, pada sebuah labu kimia yang mengandung etosietana (umumnya dibut eter ). Labu kimia dihunungkan dengan sebuah kondensor refluks, dan campuran dipanaskan diatas penangas air selama 20-30 menit.  Berikut ini merupakan mekanisme dari reaksi Grignard, yaitu : 
Pada dasarnya, pada reaksi pembentukan Grignard ini menggunakan eter kering hal ini dikarenakan jika didestilasi, maka akan terkena uap sehingga basah kembali. Jika basah, maka Mg tidak pernah bisa berikatan dnegan R-Br karena akan membentuk Mg(OH)2 . Oleh karenanya medium atau suasananya harus dari eter kering, suatu pelarut yang inert. Bentuk pereaksi Grignard melalui reaksi halida alkil atau aril dengan magnesium loam. Reaksi dilakukan dengan menambahkan halide organic ke suspense dari magnesium dalam pelarut ethereal, dimana yang menyediakan ligan diperlukan untuk menstabilkan organomagnesium senyawa. Bukti empiris menunjukkan bahwa reaksi terjadi pada permukaan logam. Agar lebih dapat memahami mengenai reaksi dari Grignard in oleh karenanya perhatikan dengan seksama, contoh dari reaksi-reaksi Grignard berikut ini :

Pembentukan Reagen Grignard
          Seperti yang telah dijelaskan bahwasannya reagen Grignard dibuat dengan cara mencampurkan logam magnesium dengan alkil halide atau haloalkana.  Dengan rumus yaitu sebagai berikut :
R-X + Mg » R-Mg-X
            Perhatikan contoh pembuatan reagen Grignard berikut ini dengan seksama :
     Reaksi antara berbagai macam senyawa karbonil dengan pereaksi Grignard bisa terlihat sedikit rumit, walaupun pada kenyataannya semua senyawa karbonil bereaksi dengan cara yang sama- yang berbeda hanyalah gugus-gugus yang terikat pada ikatan rangkap C=O. dalam hal ini reaksi akan  mudah dipahami dengan mencermati persamaan umumnya (menggunakan gugus “R” bukan gugus tertentu )-setelah itu barulah gugus R bisa diganti dengan gugus yang susungguhnya jika diperlukan. Pada contoh kali ini akan di reaksikan pereaksi Grignard yang telah dibuat dengan keton, yang mana tahapannya adalah sebagai berikut :
Tahap Pertama
            » Pereaksi Grignard diadisi ke ikatan rangkap C=O, yakni : 
» Asam encer selanjutnya ditambahkan untuk menhidrolisisnya (pada persamaan beikut   
  Digunakan persamaan umum dengan tidak mempertimbangkan fakta bahwa Mg(OH)Br   
  akan bereaksi lebih lanjut dengan asam yang ditambahkan). Maksudnya disini adalah jika
  garam tersebut ditambahkan dengan air maka akan menghasilkan alkohol tersier.

     Alkohol terbentuk, yakni alkohol tersier. Pada asarnya salag satu kegunaan penting dari pereaksi Grignard adalah kemampuannya untuk membuat alkohol-alkohol kompleks dengan mudah. Jenis alcohol yang dihasilkan tergantung pada senyawa karbonil yang digunakan-dengan kata lain, gugus R dan R’ yang dimiliki.


 PERMASALAHAN
1)      Jelaskan mengapa dengan adanya penambahan air pada garam magnesium dapat membentuk produk alkohol tersier ?
2)      Jelaskan dengan singkat apa produk yang terbentuk jika pereaksi Grignard direaksikan dnegan air ?
3)      Mengapa dalam pembentukan reagen Grignard menggunakan eter kering ? apa fungsi dari digunakannya eter kering? Jelaskan dengan singkat!




Komentar

  1. Baiklah saudari rini anghi saya akan menjawab permasalahan nomor 3

    Reaksi dilakukan dengan penambahan halida organik ke dalam suspensi magnesium dalam pelarut eter, yang menghasilkan ligan yang diperlukan untuk menstabilkan senyawa organomagnesium. Bukti empiris menunjukkan bahwa reaksi berlangsung pada permukaan logam. Reaksi berlangsung melalui transfer elektron tunggal

    BalasHapus
  2. Baiklah saudari rini anggi saya akan menjawab permasalahan nomor 2
    Pereaksi Grignard bereaksi dengan air menghasilkan alkana.
    Sebagai contoh:
    CH3CH2MgBr + H2O  CH3CH3 + Mg(OH)Br
    Produk organik yang dihasilkan pada reaksi di atas, Mg(OH)Br, disebut sebagai sebuah "bromida basa". Anda bisa menganggap produk ini sebagai produk transisi antara magnesium bromida dan magnesium hidroksida.

    BalasHapus
  3. Baiklah saudari rini saya akan mencoba membantu anda menyelesaikan permasalahan anda yang pertama yaitu mengapa penambahan air dalam garam magnesium dapat menghasilkan alkohol tersier ? Jadi menurut saya air dalam reaksi tersebut bertindak sebagai pelarut yang tak inert artinya ia reaktif terhadap zat yang dilarutkan . Terbentuknya alkohol tersier tersebut dikarenakan pada garam magnesium memiliki atom O yang kaya akan elektron setelah menarik elektron dari ikatan Phi ( C-O ) pada gugus keton , ketika dilarutkan dalam air maka atom O tersebut mengadakan interaksi dengan atom H dari air dalam bentuk ikatan hidrogen yang kuat , sehingga terbentuklah alkohol tersier . Tersier sendiri berarti bahwa atom C yang mengikat gugus OH pada saat bersamaan mengikat 3 atom C lain .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembentukan Disakarida dan Polisakarida

Presentasi Tugas Penentuan Stereokimia Pada Monosakarida

Mekanisme Reaksi Adisi Elektrofilik pada Senyawa Organik Tak Jenuh